Pengalaman Bikin Visa Amerika (1/3)

Rangkuman
Checklist untuk aplikasi visa USA
1. Paspor yang masih berlaku
2. Form DS-160 yang sudah dilengkapi + nomor konfirmasinya
3. Bukti pembayaran visa sebesar $160
4. Print out confirmation letter (setelah melengkapi DS-160)
5. Print out appointment confirmation letter (setelah menjadwalkan wawancara)
6. Foto diri sesuai ketentuan kedutaan USA (5x5cm, berwarna)
7. Dokumen pendukung pendaftaran visa:

  • Slip gaji
  • Rekening koran kira-kira 3 bulan + surat pernyataan dari bank (bank statement) bahwa kalian adalah nasabah yang punya rekening aktif
  • Surat pernyataan dari kantor bahwa sedang bekerja di sana dan akan kembali bekerja setelah pulang dari USA
  • Itinerary / rencana perjalanan

Proses Pendaftaran Visa
1. Lengkapi form DS-160 termasuk foto di web CEAC 
2. Buat akun di CGI Federal
3. Bayar visa di Bank CIMB Niaga
4. Tunggu kira-kira 1×24 jam lalu jadwalkan wawancara
5. Datang sendiri ke kedutaan besar USA untuk wawancara

Kalau punya pertanyaan, bisa cek dulu FAQ di sini.

Cerita Lengkapnya
Tempat gw bekerja bisa dibilang dermawan dan welas asih dalam memberikan cuti, tapi pegawai-pegawainya (termasuk gw) kurang begitu ngeh dengan kebutuhan mengambil cuti. Abis gimana dong, kerjaannya seru banget (banyak banget juga, sih). Manajer gw sering berupaya mengingatkan, “Silakan cutinya dihabiskan, jangan sampai kelian semua pergi berbarengan ya. Yang masukin duluan yang gw approve.”

Reaksi gw dan tim: Mmm.

Gw inget waktu itu sekitar akhir bulan Oktober dan HRD blast e-mail yang isinya himbauan mengambil cuti muahahaha. Intinya e-mail itu mengingatkan bahwa penting banget mengambil cuti, supaya kita nggak burn out. Yaudah baiklah, gw terbujuk. Akhirnya gw nyamperin bu boss dan memulai percakapan. Kira-kira percakapannya macam begini:

Gw: Boss, cuti gw masih lumayan banyak nih
Boss: Mmm
Gw: Boleh gw ambil Desember ini?
Boss: Boleh, belom ada yang minta cuti kebetulan
Gw: Boleh gw ambil Januari?
Boss: Iye, belom ada juga yang minta cuti buat Januari
Gw: Boleh gw ambil semuanya sekaligus berurutan xx hari dari Desember sampe Januari?
Boss: *hilang kesabaran* ‘seraah. Mau lu ambil pisah-pisah, mau lu ambil semuanya sekaligus, seraaah.
Gw: *jejingkrakan*

Gw sungguh kepingin balik ke USA. Untuk seribu satu alasan. Ya kangen Disney, ya kangen Dia Yang Berjalan Di Atas Bintang, ya rindu merayakan Natal sekali lagi di sana, ya kepingin eksplor kota-kota yang belum sempet gw datengin dan lain sebagainya.

5_QuincyMarket-523x780
Pretty Boston’s Quincy Market from here

Niat ada,  cuti pun dianugerahkan, paspor aman, visanya……..

myg2xpg
Me-Rolling-On-The-Floor from here

Gw selalu jiper kalau ngurus visa. Waktu bikin visa Jepang, gugup banget. Gimana kalau nanti mereka menemukan obsesi gw akan Naruto dan Ghibli. Waktu bikin visa Schengen, lumayan mules. Gimana kalau nggak dikasih terus gw jadi nggak bisa menunaikan tugas mulia sebagai bridesmaid. Mikirin mau bikin visa Amerika? Haduh… mau guling-guling jadi burrito aja rasanya.

Langkah 1 – Riset (Dilarang Keras Males Baca)

Yang kalian butuhkan untuk langkah ini:
a. Kemauan untuk banyak baca

Untuk mengurangi kepanikan, seperti biasa yang gw lakukan adalah riset dulu. Blog-walking baca-baca pengalaman yang sebelumnya udah pernah bikin visa, yang diterima dan yang ditolak visanya. Setelah banyak baca gw mulai melihat ada pola untuk keduanya.

Yang diterima selalu punya berkas yang lengkap, menjawab dengan yakin waktu ditanya ini-itu sama petugas konsulat dan punya cerita yang masuk akal dan jelas. Contohnya: sudah bekerja selama satu tahun di perusahaan X. Minta visa Amerika karena mau menghabiskan liburan natal.  Liburan natalnya di Napa, karena mau lihat mustard field yang terkenal. Habis liburan natal mau balik kantor, karena seneng sama pekerjaan yang sekarang.

Yang ditolak biasanya nggak punya cerita kuat dibalik niatnya ke Amerika dan nggak logis. Contohnya: bilangnya baru masuk kerja, tapi dalam setahun terakhir punya banyak major traveling. Awal tahun ke Australia, tengah tahun keliling Eropa, akhir tahun minta visa Amerika; tapi nggak bisa menjelaskan asal dananya darimana. Ini bukan soal di rekening ada cukup uang atau tidak. Kalau petugas konsulatnya nggak tahu darimana asalnya uang segitu, ya dianggapnya nggak masuk akal. Atau nggak bisa menunjukkan ikatan kuat dengan Indonesia, misalnya bilang mau ke Amerika untuk cari jodoh. Yha. Jelas nggak di kasih. Pola lainnya yang berulang adalah: nggak konsisten. Di formulir, gajimu katanya sekian, tapi waktu ditanya kamu jawabnya lain, ragu-ragu pula. Beneran gajian tiap bulan nggak nih?

Kelihatannya saja ini ribet, tapi sebenernya sederhana. Kalau nggak ada niatan mau jadi imigran gelap di Amerika, seharusnya dengan alami kalian bisa cerita saja yang sebenarnya. Memang sih, beberapa kasus bisa agak tricky. Misalnya untuk yang punya kekasih hati dan lagi mau ngapel. Sebenernya menurut gw ya nggak apa-apa juga jujur kalau ditanya, toh kalaupun dikasih visanya, bisa juga nanti ditanyain sama petugas border control di Amerika.

Kalau nggak ditanya? Ya nggak usah kasih informasi berlebihan yang nggak perlu. Ini bukan main sembunyi-sembunyi karena memang tak ada yang disembunyikan. Tapi berilah informasi yang relevan dimana perlu, seperti kata Spock di StarTrek.

spock
precisely from here

Langkah 2 – Isi DS-160 di Consular Electronic Application Center

Yang kalian butuhkan untuk langkah ini:
a. Tempat untuk mencatat application ID

Nah kalau sudah punya pola pikir yang benar, saatnya lanjut ke tahap berikutnya. Buka website Consular Electronic Application Center https://ceac.state.gov/genniv/

Sebagai orang yang baru belajar tentang User Experience dan User Design, pendapat gw berikut ini mungkin nggak valid. Tapi website nya CEAC ini menurut gw bener-bener butuh revamp / redesign project. Pusing aku tu liat webnya.

Di kolom Get Started, pilih lokasi tempat pembuatan visa. Di Indonesia cuma ada dua tempat: Jakarta dan Surabaya. Gw bikinnya di Jakarta, kantor kedutaan USA di Jakarta ada di Jalan Medan Merdeka, deket Monas. Kalau naik kereta turun di Gondangdia aja.

Lanjut ya. Begitu pilih lokasi, web CEAC akan refresh sendiri, nggak usah kaget. Mereka emang begitu, suka nggak jelas maksud dan tujuan pergerakannya. Isi kode di kotak yang ada terus lanjut klik tombol START AN APPLICATION (why all caps, CEAC, why? Are you screaming at us or what? #triggered)

Link fotonya nggak usah dibuka dulu, belum penting buat saat ini.

Thank you, next. Di layar selanjutnya kalian punya dua tugas maha penting.

  1. Catat application ID. Ada di sebelah kanan, kombinasi 10 angka dan huruf. Ini tolong disimpan baik-baik ya, boleh juga kalau mau dihafalkan.
  2. Pilih pertanyaan pribadi di paling bawah layar. Kalian nggak bisa bikin pertanyaan sendiri, jadi pilih aja yang jawabannya nggak menuntut 15 menit semedi. Pilihan pertanyaan yang terakhir di sini adalah “sebutkan nama pacar pertamamu”, kalau rawan gamang dan galau wis, pilih pertanyaan yang lain.

Buat apa ini? Karena ada cukup banyak informasi yang harus dimasukkan, kalian nggak dituntut menyelesaikan aplikasi ini sekali jalan. Bisa disimpan selama 30 hari. Nah, untuk membukanya lagi kalian perlu kombinasi application ID dan jawaban pertanyaan pribadi. Nanti buka lagi halaman utama CEAC, masukkan ulang lokasi pembuatan visa, kode, terus klik tombol RETRIEVE AN APPLICATION. Masukkan application ID, nama depan, nama belakang dan jawaban pertanyaan pribadimu (sudah kubilang web ini harus di revamp / redesign).

Lanjut ke bagian 2 ya.

Published by reylasano

she writes your stories

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

%d bloggers like this: