Observasi Amatiran: 10 Tipe Penumpang Gerbong Wanita KRL Commuter Line


Gambar dari sini

Sebagai AnKer (AnakKereta) masa kini, udah semacam makanan hari-hari gw berjuang bersama para AnKer dan commuters lainnya untuk sekedar nitip kaki di KRL Commuter Line (kalo hoki bisa juga sekali-sekali nitip pantat di kursi). Rute hari-hari gw adalah KRL Bekasi – Kota, transit di Manggarai, lanjut (Bogor-Tanah Abang), turun di Sudirman, dan sebaliknya untuk rute pulang.

Hari Kamis lalu (12/6), sekitar jam 19.30 dengan riang gembira gw melipir ke Stasiun Sudirman. Kereta menuju Bogor baru aja lewat di depan mata, tapi gw berpikir ‘ga apa-apa lah, mungkin kereta berikutnya bisa lebih lowong (terus bisa nitip pantat 8 menit dari Sudirman ke Manggarai sebelum berperang buat naik kereta Bekasi)’. Tapi apa daya, harapan tinggal harapan. Setelah setengah jam nongkrong di Sudirman, gw mulai curiga. Apalagi waktu melirik ke belakang gw dan ternyata sudah ada 4 lapisan antrian pasukan AnKer yang terbentuk.

Tapi akhirnya, kereta pun datang dan dengan dorongan 4 lapis pasukan, gw pun berhasil masuk ke kereta, gerbong 1 yang adalah gerbong khusus wanita. Kondisinya kurang lebih macam gini:

Ruang gerak = nihil. Human Contact = overloaded. Gambar dari sini.

Ini pun hanya sekedar ilustrasi. Keadaan sesungguhnya lebih padat, jauh lebih padat lagi daripada yang diperlihatkan dalam gambar di atas. Kereta pun berjalan perlahan meninggalkan stasiun dan gw cukup senang mengingat-ingat bahwa cobaan ini hanya akan berlangsung selama 8 menit saja hingga kereta berhenti di Manggarai. Tidak berapa lama kemudian kereta pun berhenti dan setelah 10 menit yang rasanya macam 1 jam saja, kami mendapatkan suatu pencerahan: kereta mogok, dan perlu menunggu kereta penolong untuk menarik kereta kami. Terjadi kehebohan, kepanikan dan kesengsaraan di dalam gerbong kereta selama nyaris satu jam (nggak sempet lagi liatin jam). Sambil berusaha tetap tenang, gw melihat-lihat ke sekitar (dengan gerakan kepala terbatas tentu saja) dan menyimpulkan sedikitnya ada 10 tipe unik penumpang gerbong wanita KRL Commuter Line saat terjadi mogok dan kekacauan:


1. Tipe Pertapa


Tipe ini langsung melakukan meditasi dan relaksasi di dalam kereta. Tarik nafas, hembuskan, tarik nafas, hembuskan. Ciri-ciri tipe ini adalah memejamkan mata, tenang, nggak celingak-celinguk, mendengarkan musik dan terlihat menghitung nafas. Tipe ini tipe pasif, anteng dan kalem. Kalau ada yang nggak sengaja injek kaki, atau narik jilbab atau nyikut pinggang, umumnya tipe ini nggak terganggu. Alisnya berkerut sedikit, kalau parah bisa juga sampai melotot, tapi umumnya segera kembali ke mode pertapa nya. Tipe yang bikin gw salut. Gambar dari sini.

2. Tipe CLC (Commuterline Lawak Club)
Tipe ini riang gembira, selalu menemukan lelucon atau hal-hal yang bisa dikomentari dengan komentar lucu. Hobinya tertawa terbahak-bahak, sambil ngajakin yang lain ikut ngakak juga, meskipun penumpang lain sekarat dengan asupan oksigen yang hanya cukup untuk bernafas pelan — sama sekali ga cukup buat dipakai ngakak berjamaah. Semuanya dibawa bercanda sama tipe ini, kereta mogok aja diketawain sama dia. Tipe ini setengah disukai, setengah dibenci. Yang suka bisa ikut-ikutan jadi CLC, yang nggak suka biasanya keki setengah mati, karena suara besar dan lelucon kadang garing yang dikeluarkan manusia-manusia bahagia ini. Tipe yang bikin gw sakit perut di dalam kereta, tergantung kadar HIP (Hasrat ingin Pyipis), gw bisa seneng banget atau keki banget sama mereka.

3. Tipe Revolusioner
Tipe ini pejuang rakyat, punya visi-misi untuk memperjuangkan hak rakyat commuterline, hak atas udara segar dan hak atas informasi. Tekniknya macem-macem, mulai dari intervensi damai (manggil-manggil mas-mas security. “Mas, ada apa nih mas? Mas, ada apa nih?”), mengancam (“Mas, WOI MAS PURA-PURA BUDEK YA?? Ntar budek beneran loh!) dan mengancam sekali lagi (“Mas, ada apa niih?? Mau dikeroyok sama semuanya? Ha!?). Ketika semua ini tak berhasil juga, mulailah para tipe ini ngerajuk berjamaah. Segala macam rajukan dikeluarkan, mulai dari kepanasan (biar dibukain pintu — ditolak mentah-mentah karena hari itu cuaca sedang tak bersahabat), kaki nggak bisa nafas (maksud ngana, bu?), hingga rajukan tentang bagaimana mereka membawa ASI yang harus segera disetor di kulkas. Tipe ini sesungguhnya bisa masuk ke tipe CLC juga, sebab mereka secara nggak sadar suka bikin yang lain ngakak. Ketika alasan ASI pun tak mampu melembutkan hati masinis untuk membukakan pintu, tipe ini berubah mode jadi warrior: gebuk-gebuk kaca, jendela, pintu dan benda mati lainnya yang bisa digebuk, untung ga sampe gebukin orang. Setelah diminta istighfar dan/atau bersabar, tipe ini biasanya anteng sejenak, lalu mulai lagi cycle nya dari mengancam mas-mas security dan masinis yang malang.

4. Tipe Ramah
Tipe ini sabar, selalu berusaha ngajakin orang lain di dekatnya ngobrol, makin lama makin banyak yang dia ajak ngobrol dan nimbrung bareng, lama-lama bisa jadi arisan. Tipe Ramah mencari informasi dengan bertanya kiri-kanan, atau dengan menawarkan gosip terkini untuk sekedar mengurangi tekanan emosi di dalam kereta. Suka nggak sadar kalau orang lain di sebelahnya lagi nggak pingin ngobrol, mungkin saking terlalu ramah nya.

5. Tipe Intelijen
Tipe ini diem-diem mencari informasi. Mereka terus pegang handphone, paling mungkin buka twitter atau BBM buat cari-cari info tentang apa yang sedang terjadi. Biasanya nggak bilang-bilang, kecuali ditanya sama si Ramah. Umumnya mereka nggak pelit bagi informasi, cuma perlu ada yang inisiatif duluan buat nanya. Tipe ini mantengin timeline nya @commuterline, sekali-sekali mengerutkan kening, menggumamkan “ck.” atau garuk-garuk kepala.

6. Tipe Eksis
Bah. Tipe ini paling gampang dikenalin, pemirsa. Tipe ini update status di semua media sosial yang dia punya, FB, Twitter, Instagram, Path, BBM, Line, Whatsapp dan lain sebagainya. Ada juga yang melengkapi dengan foto (apa yang bisa difoto, lautan kepala gitu padahal), buat mereka yang penting eksis broh. Kisaran status bisa mulai dari ‘lemotz’, ‘help’, ‘trapped (tambahkan sebuah emoticon di sini)’, PT KAI bang*at dan lain sebagainya. Mengecek like, share, retweet dan replies setiap saat, sepertinya malah senang kereta mogok karena punya sesuatu untuk dibahas di media sosial. Tipe yang sebetulnya penting perannya supaya kerabat, teman dan juga petugas yang bertanggungjawab lebih aware dengan mogok nya kereta. Mereka sungguh tipe yang berjasa.

7. Tipe Aku Rapopo


Hhh. Gw kehilangan kata buat tipe ini. Antara mereka emang orangnya welas asih dan sabar, atau emang membiarkan orang mem-bully mereka tanpa perlawanan berarti. Tipe ini berkali-kali diinjek kakinya (biasanya sih sama orang yang sama), disikut, kena sabetan rambut atau scarf dan lain sebagainya. Mereka cenderung pasrah, diam saja dan tidak berkata apa-apa, padahal muka keliatan banget kesakitan. Ketika tipe ini akhirnya merasa disiksa dan mencoba menyampaikan pada si penyiksa, umumnya mereka dimarahin balik; “Yeee mbak, penuh gini gimana nggak keinjek! Gitu aja protes. Ga usah naik kereta, wooo!”, mereka kemudian hanya tersenyum dan tertunduk. Gambar Cony Rapopo dari sini.

 8. Tipe Ga Tau Diri
Yang ini juga keliatan banget dan gampang dikenalin. Tipe yang gelisah gerak kanan-kiri depan-belakang, celingak-celinguk, ngedumel, dan bahkan garuk-garuk (padahal waktu ga ada open space gitu, waktu dia garuk kaki, kaki orang lain juga ikut kegaruk), kalo udah gatel, gatelnya permanen, setiap semenit sekali garuk-garuk. Tipe ini juga yang biasanya maksa nitip pantat, padahal setting-an kursi buat 7 orang itu udah diisi 8 orang. Alesannya biasanya karena yang duduk kecil-kecil, atau dia juga udah bayar tiket. Tipe ini juga bisa-bisanya jongkok di tengah-tengah lautan manusia, demi kenyamanan tubuh sendiri. Termasuk dalam tipe ini juga orang yang nginjek kaki orang lain berkali-kali, padahal udah tau di situ ada kaki. Ckckckck.

9. Tipe Kombinasi
Tipe ini kombinasi macam-macam tipe yang sudah disebut di atas. Berdasarkan observasi gw, Kamis lalu yang paling kelihatan adalah tipe Pertapa-Ga tau diri. Setelah bertapa dan nggak membuahkan hasil, mereka kemudian frustrasi dan mulai berjongkok, mungkin mau lanjut bertapa pakai pose lotus. Ada juga kombinasi tipe Intelijen-Dauntless. Setelah dapet info kalau sesama intel dan dauntless (lihat tipe berikut) dari gerbong sebelah berhasil loncat, tipe ini pun ingin melakukannya juga di gerbong wanita. Yang paling kasihan tipe ramah-rapopo. Udah niatnya baik mau beramah-tamah, apa boleh buat dia di bully juga.

10. Bonus: Tipe Dauntless
Dauntless dalam novel Veronica Roth, Divergent adalah jenis manusia pemberani, penggoda maut, daredevil, hobinya membahayakan diri sendiri untuk membuktikan kekuatannya. Tipe ini nggak ada di gerbong wanita, adanya di gerbong sebelah, gerbong campuran. Tipe ini mencoba berteriak agar masinis membukakan pintu kereta, tujuannya hanya satu: mereka mau keluar dan mencari alternatif lain, daripada stuck tempel-tempelan sama orang lain macam puzzle manusia di dalam gerbong kereta selama satu jam. Ketika tidak digubris juga, keluarlah sifat alami tipe ini. Mereka membuka paksa pintu-pintu kereta dan terjun ke kegelapan rel tanpa adanya peron — atau bahkan penerangan selain lampu di dalam kereta. Gambar dari sini.

Gw kayaknya tipe kombinasi — Intelijen-Dauntless. Cari info dulu dan akhirnya melakukan loncatan akbar keluar kereta. Apa boleh buat, ini namanya survival of the fittest bahahaha. Kalau kalian, kira-kira tipe apa?

Published by reylasano

she writes your stories

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

%d bloggers like this: